Awan adalah
kumpulan titik-titik air yang sangat kecil atau kristal es yang tertahan di
udara. Sebagian awan dapat ditemui hanya pada tempat yang tinggi, sebagian lain
dapat disentuh di tanah. Tanpa adanya awan, tidak akan ada hujan atau salju,
guntur atau petir, pelangi atau halo. Dengan mata yang teliti dan terlatih,
anda dapat mengidentifikasikan jenis-jenis awan dengan tepat.
Abercromby dan
Hildebrandsson pada tahun 1887 mengklasifikasikan awan kedalam sepuluh jenis
utama, yaitu Cirrus (Ci), Cirrocumulus (Cc), Cirrostratus (Cs), Altocumulus
(Ac), Altostratus (As), Nimbostratus (Ns), Stratocumulus (Sc), Stratus (St),
Cumulus (Cu), dan Cumulonimbus (Cb). Kesepuluh jenis tersebut dikelompokkan ke
dalam empat kelompok. masing-masing kelompok didasarkan atas ketinggian dasar
awan dari permukaan bumi, yaitu awan tinggi, awan rendah, dan awan dengan
pertumbuhan vertikal. Gambaran umum masing-masing kelompok awan adalah sebagai
berikut.
Awan tinggi
Awan tinggi di
lintang sedang dan lintang rendah umumnya berada dari ketinggian 6000 m. Karena
udara pada ketinggian tersebut cukup dingin dan kering, awan tinggi terdiri
hampir selurunya dari kristal es dan tentunya ukurannya agak tipis. Awan tinggi
umumnya tampak berwarna putih, kecuali pada waktu matahari terbit dan terbenam,
ketika komponen cahaya matahari tak terhamburkan (merah, jingga, dan kuning)
dipantulkan dari sisi bawah awan.
Awan menengah
Awan menengah
memiliki dasar awan antara 2000 hingga 7000 meter pada lintang menengah. Awan
menengah terdiri atas titik-titik air dan ketika suhu cukup rendah, awan rendah
juga tersusun atas sebagian kristal es.
Awan rendah
Awan rendah
memiliki dasar awan di bawah 2000 m, hampir seluruhnya terdiri atas titik-titik
air, namun ketika udara sangat dingin awan rendah dapat tediri atas partikel es
dan salju.
Awan dengan pertumbuhan vertikal
Awan dengan
pertumbuhan vertikal terdiri atas awan cumulus dan cumulonimbus. Awan cumulus
memiliki berbagai bentuk, namun kebanyakan berbentuk seperti kapas yang
mengapung dengan garis yang tajam dan dasar yang datar. Dasar awan tampak
berwarna putih hingga abu-abu menyala dan dalam keadaan yang lembab, dasar awan
hanya pada ketinggian 1000 m di atas permukaan. Awan cumulonimbus adalah awan
hujan badai. Ketika bagian dasarnya hitam dimungkinkan ketinggiannya hanya 600
m diatas permukaan. Bagian puncaknya dapat meluas ke atas hingga lapisan
tropopause, diatas 12.000 m.
Tabel berikut
menunjukkan klasifikasi sepuluh jenis awan utama ke dalam masing-masing
kelompok
Awan tinggi
|
Awan menengah
|
Awan rendah
|
Awan dengan pertumbuhan vertikal
|
Cirrus (Ci)
|
Altostratus (As)
|
Stratus (St)
|
Cumulus (Cu)
|
Cirrostratus (Cs)
|
Altocumulus (Ac)
|
Stratocumulus (Sc)
|
Cumulonimbus (Cb)
|
Cirrocumulus (Cc)
|
|
Nimbostratus (Ns)
|
|
Tabel berikut adalah perkiraan
ketinggian dasar awan di atas permukaan pada berbagai ketinggian
Kelompok awan
|
Daerah tropis
|
Daerah lintang sedang
|
Daerah kutub
|
Awan tinggi
|
6.000 – 18.000 m
|
5.000 – 13.000 m
|
3.000 – 8.000 m
|
Awan menengah
|
6.500 – 8.000 m
|
2.000 – 7.000 m
|
2.000 – 4.000 m
|
Awan rendah
|
0 – 2.000 m
|
0 – 2.000 m
|
0 – 2.000 m
|
Cirrus terisolasi dalam bentuk yang
lembut, berkas-berkas putih atau tampak putih yakni sebagian besar titik-titik
putih atau pita-pita sempit. Awan ini memiliki kenampakaan berserabut atau
kemilau seperti sutera, atau kedua-duanya.
Tipis, titik-titik putih,
potongan-potongan kecil atau berlapis-lapis, tidak teduh terdiri atas dasar
awan yang sangat sempit, berbintik-bintik, berjalur (atau serupa) yang baik
bersatu maupun terpisah-pisah dan lebih atau kurang teratur. Kebanyakan dasar
awan cirrocumulus lebarnya kurang dari satu derajat.
Awan transparan dengan kabut
keputih-putihan terdiri atas benang-benang (seperti rambut) atau tampak halus
menyelubungi langit sebagian atau seluruhnya. Biasanya menyebabkan fenomena
halo.
Titik-titik pulih dan/atau abu-abu,
berbentuk potongan-potongan kecil atau berlapis-lapis, umumnya teduh. Dasar
awan terdiri atas sebagian besar sisik, bola, atau serupa silinder, kadang
tampak sebagian berserat, kabur, atau bersatu. Kebanyakan dasar awan terbagi
dalam ruang yang teratur dan memiliki lebar nyata antara satu hingga lima
derajat.
Abu-abu atau kebiru-biruan,
berbentuk potongan-potongan kecil atau berlapis-lapis lepas, tampak berserat
atau monoton menyelubungi langit sebagian atau seluruhnya. Di beberapa bagian
awan ini sangat tipis sehingga matahari muncul seperti terlihat melalui kaca
redup. Fenomena halo tidak terjadi pada altostratus.
Lapisan awan berwarna abu-abu dan
seringkali gelap dan tampak kabur sepanjang lebih atau kurang hujan permanen.
Lapisannya sangat tebal sehingga matahari tidak kelihatan. Di bawah lapisan ini
sering tampak awan rendah dan terpisah-pisah dapat bergabung dengan
nimbostratus.
Abu-abu dan/atau titik-titik
keputih-putihan, berbentuk potongan-potongan kecil atau berlapis-lapis yang
hampir selalu memunculkan area gelap. Awan ini terdiri atas bongkahan mosaik,
awan seperti bola atau silinder dengan struktur tidak berserat dan kadang
bersatu. Kebanyakan awan ini terbagi dalam ruang yang teratur dan memiliki
lebar lebih dari lima derajat.
Lapisan awan keseluruhan abu-abu
dengan dasar cukup datar yang mengakibatkan terjadinya gerimis, prisma-prisma
es atau butiran salju. Jika matahari tampak melewati awan, garisnya tampak
jelas. Fenomena halo hanya terjadi pada suhu yang sangat rendah. Terkadang
stratus tampak sebagai awan berpetak-petak.
Tampak dengan jelas, tebal dan
terisolasi yang membentuk “bukit”, “kubah” atau “menara” dengan “kembang kol”
di atasnya. Bagian-bagian yang disinari matahari kebanyakan tampak sangat
putih. Sisi bawahnya relative gelap dan hampir datar. Selain itu awan cumulus
terpisah-pisah.
Awan yang padat dan sangat besar
dari pertumbuhan yang sangat vertical berbentuk “gunung” atau “menara”. Bagian
atas tampak bentuk yang halus, hanya sebagian kecil berserat atau terlepas.
Bagian puncaknya umumnya memiliki kenampakan yang datar. Bagian ini sering
berbentuk seperti landasan. Seringkali terdapat awan rendah terpisah-pisah di
bawah dasar awan yang sangat gelap. Awan-awan tersebut dapat bergabung dengan
Cb. Virga yang terkadang tampak sebagai suatu bentuk hujan dari cumulonimbus.
Penjelasan
:
Virga
adalah nama hujan yang tidak mencapai tanah akibat evaporasi. Vigra tampak
seperti bentuk koma mencoreng bagian bawah awan.
Fenomena
halo adalah kemunculaan lingkaran cahaya sekitar matahari secara tiba-tiba. Hal
ini disebabkan oleh pembelokan sinar matahari oleh kristal es dalam awan.
Referensi :
Ahrens,
C. Donald. Meteorology Today, An Introduction to Weather, Climate, and
Environment, Ninth Edition. Cengage Learning. CA. 2009.
Samoa Meteorology Division.
http://www1.mnre.gov.ws/meteorology/Education/activities/cloudspotting.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar