Halaman

Selasa, 13 Mei 2014

Klasifikasi Awan

Awan adalah kumpulan titik-titik air yang sangat kecil atau kristal es yang tertahan di udara. Sebagian awan dapat ditemui hanya pada tempat yang tinggi, sebagian lain dapat disentuh di tanah. Tanpa adanya awan, tidak akan ada hujan atau salju, guntur atau petir, pelangi atau halo. Dengan mata yang teliti dan terlatih, anda dapat mengidentifikasikan jenis-jenis awan dengan tepat.
Abercromby dan Hildebrandsson pada tahun 1887 mengklasifikasikan awan kedalam sepuluh jenis utama, yaitu Cirrus (Ci), Cirrocumulus (Cc), Cirrostratus (Cs), Altocumulus (Ac), Altostratus (As), Nimbostratus (Ns), Stratocumulus (Sc), Stratus (St), Cumulus (Cu), dan Cumulonimbus (Cb). Kesepuluh jenis tersebut dikelompokkan ke dalam empat kelompok. masing-masing kelompok didasarkan atas ketinggian dasar awan dari permukaan bumi, yaitu awan tinggi, awan rendah, dan awan dengan pertumbuhan vertikal. Gambaran umum masing-masing kelompok awan adalah sebagai berikut.

Awan tinggi
Awan tinggi di lintang sedang dan lintang rendah umumnya berada dari ketinggian 6000 m. Karena udara pada ketinggian tersebut cukup dingin dan kering, awan tinggi terdiri hampir selurunya dari kristal es dan tentunya ukurannya agak tipis. Awan tinggi umumnya tampak berwarna putih, kecuali pada waktu matahari terbit dan terbenam, ketika komponen cahaya matahari tak terhamburkan (merah, jingga, dan kuning) dipantulkan dari sisi bawah awan.

Awan menengah
Awan menengah memiliki dasar awan antara 2000 hingga 7000 meter pada lintang menengah. Awan menengah terdiri atas titik-titik air dan ketika suhu cukup rendah, awan rendah juga tersusun atas sebagian kristal es.

Awan rendah
Awan rendah memiliki dasar awan di bawah 2000 m, hampir seluruhnya terdiri atas titik-titik air, namun ketika udara sangat dingin awan rendah dapat tediri atas partikel es dan salju.

Awan dengan pertumbuhan vertikal
Awan dengan pertumbuhan vertikal terdiri atas awan cumulus dan cumulonimbus. Awan cumulus memiliki berbagai bentuk, namun kebanyakan berbentuk seperti kapas yang mengapung dengan garis yang tajam dan dasar yang datar. Dasar awan tampak berwarna putih hingga abu-abu menyala dan dalam keadaan yang lembab, dasar awan hanya pada ketinggian 1000 m di atas permukaan. Awan cumulonimbus adalah awan hujan badai. Ketika bagian dasarnya hitam dimungkinkan ketinggiannya hanya 600 m diatas permukaan. Bagian puncaknya dapat meluas ke atas hingga lapisan tropopause, diatas 12.000 m.

Tabel berikut menunjukkan klasifikasi sepuluh jenis awan utama ke dalam masing-masing kelompok
Awan tinggi
Awan menengah
Awan rendah
Awan dengan pertumbuhan vertikal
Cirrus (Ci)
Altostratus (As)
Stratus (St)
Cumulus (Cu)
Cirrostratus (Cs)
Altocumulus (Ac)
Stratocumulus (Sc)
Cumulonimbus (Cb)
Cirrocumulus (Cc)

Nimbostratus (Ns)


Tabel berikut adalah perkiraan ketinggian dasar awan di atas permukaan pada berbagai ketinggian
Kelompok awan
Daerah tropis
Daerah lintang sedang
Daerah kutub
Awan tinggi
6.000 – 18.000 m
5.000 – 13.000 m
3.000 – 8.000 m
Awan menengah
6.500 – 8.000 m
2.000 – 7.000 m
2.000 – 4.000 m
Awan rendah
0 – 2.000 m
0 – 2.000 m
0 – 2.000 m

Penjelasan lebih rinci mengenai ciri-ciri masing-masing jenis awan adalah sebagai berikut.

Cirrus terisolasi dalam bentuk yang lembut, berkas-berkas putih atau tampak putih yakni sebagian besar titik-titik putih atau pita-pita sempit. Awan ini memiliki kenampakaan berserabut atau kemilau seperti sutera, atau kedua-duanya.



Tipis, titik-titik putih, potongan-potongan kecil atau berlapis-lapis, tidak teduh terdiri atas dasar awan yang sangat sempit, berbintik-bintik, berjalur (atau serupa) yang baik bersatu maupun terpisah-pisah dan lebih atau kurang teratur. Kebanyakan dasar awan cirrocumulus lebarnya kurang dari satu derajat.



Awan transparan dengan kabut keputih-putihan terdiri atas benang-benang (seperti rambut) atau tampak halus menyelubungi langit sebagian atau seluruhnya. Biasanya menyebabkan fenomena halo.



Titik-titik pulih dan/atau abu-abu, berbentuk potongan-potongan kecil atau berlapis-lapis, umumnya teduh. Dasar awan terdiri atas sebagian besar sisik, bola, atau serupa silinder, kadang tampak sebagian berserat, kabur, atau bersatu. Kebanyakan dasar awan terbagi dalam ruang yang teratur dan memiliki lebar nyata antara satu hingga lima derajat.



Abu-abu atau kebiru-biruan, berbentuk potongan-potongan kecil atau berlapis-lapis lepas, tampak berserat atau monoton menyelubungi langit sebagian atau seluruhnya. Di beberapa bagian awan ini sangat tipis sehingga matahari muncul seperti terlihat melalui kaca redup. Fenomena halo tidak terjadi pada altostratus.



Lapisan awan berwarna abu-abu dan seringkali gelap dan tampak kabur sepanjang lebih atau kurang hujan permanen. Lapisannya sangat tebal sehingga matahari tidak kelihatan. Di bawah lapisan ini sering tampak awan rendah dan terpisah-pisah dapat bergabung dengan nimbostratus.



Abu-abu dan/atau titik-titik keputih-putihan, berbentuk potongan-potongan kecil atau berlapis-lapis yang hampir selalu memunculkan area gelap. Awan ini terdiri atas bongkahan mosaik, awan seperti bola atau silinder dengan struktur tidak berserat dan kadang bersatu. Kebanyakan awan ini terbagi dalam ruang yang teratur dan memiliki lebar lebih dari lima derajat.



Lapisan awan keseluruhan abu-abu dengan dasar cukup datar yang mengakibatkan terjadinya gerimis, prisma-prisma es atau butiran salju. Jika matahari tampak melewati awan, garisnya tampak jelas. Fenomena halo hanya terjadi pada suhu yang sangat rendah. Terkadang stratus tampak sebagai awan berpetak-petak.



Tampak dengan jelas, tebal dan terisolasi yang membentuk “bukit”, “kubah” atau “menara” dengan “kembang kol” di atasnya. Bagian-bagian yang disinari matahari kebanyakan tampak sangat putih. Sisi bawahnya relative gelap dan hampir datar. Selain itu awan cumulus terpisah-pisah.



Awan yang padat dan sangat besar dari pertumbuhan yang sangat vertical berbentuk “gunung” atau “menara”. Bagian atas tampak bentuk yang halus, hanya sebagian kecil berserat atau terlepas. Bagian puncaknya umumnya memiliki kenampakan yang datar. Bagian ini sering berbentuk seperti landasan. Seringkali terdapat awan rendah terpisah-pisah di bawah dasar awan yang sangat gelap. Awan-awan tersebut dapat bergabung dengan Cb. Virga yang terkadang tampak sebagai suatu bentuk hujan dari cumulonimbus.

Penjelasan :
Virga adalah nama hujan yang tidak mencapai tanah akibat evaporasi. Vigra tampak seperti bentuk koma mencoreng bagian bawah awan.
Fenomena halo adalah kemunculaan lingkaran cahaya sekitar matahari secara tiba-tiba. Hal ini disebabkan oleh pembelokan sinar matahari oleh kristal es dalam awan.

Referensi :

Ahrens, C. Donald. Meteorology Today, An Introduction to Weather, Climate, and Environment, Ninth Edition. Cengage Learning. CA. 2009.

Samoa Meteorology Division. http://www1.mnre.gov.ws/meteorology/Education/activities/cloudspotting.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar